Bukit Serelo

Icon dari kota kecil Kabupaten Lahat yang kaya akan Sumber Daya Alam, Budaya dan Bahasa.

Megalith

Peninggalan sejarah yang banyak terdapat di Kabupaten Lahat.

Ayek Lematang

Aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Lahat.

Air Terjun

Obyek keindahan alam yang terbanyak di Kabupaten Lahat.

Aktivitas Masyarakat Pedesaan

Kota Lahat yang subur kaya akan hasil perkebunan.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Pemkab Lahat koleksi 3.000 temuan megalit terbesar

Lahat, Sumsel (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, hingga 2012 sudah mengoleksi sekitar 3.000 temukan megalit tersebar di 12 kecamatan dengan berbagai macam bentuk, seperti batu tulis, arca, tempat persembahan dan peralatan.

"Kalau jumlah keseluruhan megalit ditemukan diperkirakan mencapai 3.000, sedangkan terdaftar resmi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Arkeologi dan BP3 Jambi mencapai 1.000 megalit, inilah yang menjadikan Lahat mendapat penghargaan Museum Rekor Indonesia (Muri), dalam kategori daerah yang paling banyak penemuan situs megalit," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lahat, Rechnawati, Kamis.

Menurut dia, daerah sebaran penemuan berbagai benda bersejarah meliputi Kecamatan Jarai, Pajarbulan, Kota Agung, Tajungtebad, Gumay dan ada beberapa tempat lainnya.

Keberadaan megalit di Kabupaten Lahat, sudah terkenal sejak zaman Belanda dan bahkan pernah dilakukan penelitian sejumlah ilmuwan dari berbagai negara seperti Belanda, Jerman dan Amerika Serikat.

Rechnawati mengatakan, peninggalan sejarah di wilayah Lahat bukan saja cukup banyak, dan bahkan kaya akan variasi dan bentuknya.

Dia mencontohkan, ada jenis arca, kubur batu, lesung batu, lumpang batu, dolmen, menhir dan batu datar.

"Benda bersejarah itu, bisa juga dijadikan sebagai simbul dan peralatan bagi nenek moyang zaman dahulu seperti alat mengolah makanan lesung dan lumpang batu, kemudian adanya titralith sebagai tempat persidangan dan bermusyawarah," ungkap dia.

Peninggalan bersejarah yang diperkirakan berumur lebih dari 3.000 hingga 4.000 tahun tersebut jumlahnya mencapai ribuan, tersebar di 12 kecamatan dan bentuknya cukup unik," kata dia lagi.

Nantinya penyerahan penghargaan Muri penemuan megalit itu, kata Rechnawati, akan langsung diterima Bupati Lahat Saifudin Aswari Rivai, pada malam pembukaan Festival Sriwijaya XX Sumsel tanggal 15 Oktober 2012.

"Kami sudah menyerahkan semua dokumen yang diperlukan kepada pihak pemberi penilaian penghargaan Muri di Semarang Jawa Tengah," ungkap dia.

Tim Muri hanya tinggal memeriksa situs megalit yang sudah didaftarkan dengan mendatangi satu per satu, untuk dilakukan penghitungan ulang.

"Nantinya kami siap mendampingi tim Muri untuk mendatangi berbagai lokasi penemuan megalit, sekaligus mempromosikan wisata sejarah di Kabupaten Lahat," katanya.

Sementara itu Balai Arkeologi Palembang, Kristantina Indriastuti mengatakan, pada penelitian tahun 2010 Balai arkelogi dan BP3 Jambi bahkan sudah menemukan 191 batu megalit di Desa Talang Pagaragung dan Kecamatan Pajarbulan, belum lagi pada penelitian sebelumnya dan lokasi lain.

"Kalau didata secara keseluruhan yang sudah ditemukan bisa mencapai ribuan dengan penyebaran di beberapa kecamatan, dan bahkan di satu lokasi saja terdapat ratusan jumlahnya dalam berbagai jenis," kata dia.

Penelitian dan pendataan dilakukan Balai dan BP3 Jambi dengan menemukan batu megalit dalam berbagai jenis, seperti tetralith, batu datar, dolmen, lumpang batu, lesung batu, batu gelang dan bilik batu.

Peninggalan sejarah yang sudah berumur ribuan tahun ini ditemukan ada di sekitar perkampungan penduduk, kebun kopi dan persawahan termasuk hutan belantara.

"Memang selama ini daerah Lahat, Pagaralam dan Empatlawang cukup banyak terdapat penemuan sejumlah peninggalan bersejarah dan benda cagar budaya, karena dahulunya daerah tersebut merupakan perkampungan manusia purba," ujarnya. (AS*M033/Z002)
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2012

Selasa, 23 Oktober 2012

Lahat, Negeri Bertabur Megalit


Julukan ‘negeri bertabur megalit’ barangkali cocok disematkan kepada Kabupaten Lahat. Ratusan megalit sudah ditemukan di sini, baik tercatat maupun belum. Tinggal upaya pemerintah untuk menyelamatkan dan melestarikannya.
BANYAKNYA  penemuan  megalit yang bertebaran di beberapa kecamatan di Lahat, sungguh merupakan karunia yang sangat penting. Usaha pemerintah pusat maupun daerah sangat diperlukan untuk menjaga dan melestarikannya. Ada sekitar delapan kecamatan dari 21 kecamatan di Bumi Seganti Setungguan ini yang dipenuhi berbagai peninggalan purbakala.
Dari beberapa kali BeritaPagi mengikuti penelitian, seperti di salah satu kampung megalit dengan sebutan Negeri Celeng, tepatnya di Dusun Talang Gardu, Desa Tanjung Menang, Kecamatan Tanjung Tebat, Kabupaten Lahat, ditemukan tiga arca, tiga lumpang, dan satu batu datar berelief. Sayangnya, kepala salah satu arca yang berbentuk tubuh seorang perempuan itu, telah terpisah dari tubuhnya, hingga belasan meter.
Penelusuran atas lokasi Kampung Megalit yang berjarak  sekitar 28 kilometer dari Kota Lahat, dan sekitar 1 kilometer dari jalan lintas Lahat-Pagar Alam ini, termasuk penemuan terbesar dan yang terbaru.
Keberadaan megalit  yang diduga berasal dari zaman prasejarah ini terungkap di areal perkebunan kopi warga dengan luas sekitar dua hektar. Kondisi megalit yang ditemukan terlihat belum mengalami pemugaran dari pihak terkait sebagai bentuk penyelamatan. Bahkan bebatuan yang ada juga berbentuk korosif. Beruntung lokasi sekitar Negeri Celeng masih terpelihara oleh aktivitas warga yang mempunyai lahan.
Hasmini (56),  pemilik kebun mengatakan, lokasi kebun yang dimilikinya hampir sebagian besar permukaannya ditemukan bebatuan serupa. Bebatuan itu berupa megalit dan arca, baik berupa arca berbentuk manusia, tempat pemujaan, dolmen, batu datar, lumpang batu,  maupun megalit dengan berbagai bentuk lainnya.
Sayangnya, belum ada upaya pembebasan lahan dari pemerintah, termasuk pelestarian untuk megalit yang ada. Sementara masyarakat sendiri, karena minimnya pengetahuan, mereka menganggap batu yang ada tidak istimewa. “Sekitar sepuluh tahun lalu suami saya yang menjaga Negeri Celeng, tapi sejak beliau meninggal tidak ada lagi yang membersihkan,” ujar Hasmini yang menceritakan kondisi megalit yang ada.
Menurut Hasmini, sebelum lahannya dibuka untuk dijadikan kebun kopi, kondisi Negeri Celeng sangat tidak terawat pada waktu itu. Kemudian, lahan yang semula semak belukar dibersihkan kembali serta ditumbuhi kopi, hingga terawat sampai saat ini. Namun saat dibersihkan, salah satu kepala arca telah terpisah jauh dari tubuhnya.
“Dulu memang ada orang luar negeri datang yang aku dak tau dari mano dan untuk apo jugo, tapi cuma memeriksa dan jingok-jingok bae,” beber Harmini.
Sementara itu salah satu petugas Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3 Jambi) wilayah kerja Jambi, Sumsel, Bengkulu dan Babel Akhmad Rivai mengakui banyak menemukan megalit di wilayah Kabupaten Lahat. Bahkan, diperkirakan masih banyak peninggalan zaman purba itu yang belum ditemukan. “Memang belum diketahui banyak orang keberadaan kampung megalit satu ini. Dan kemungkinan banyak juga di tempat lainnya,” ujarnya.
Pemerhati Pariwisata Kabupaten Lahat Mario menuturkan, di Lahat banyak perkampungan megalit yang telah diteliti sejak tahun 1850. Saat ini temuannya mencapai lebih dari 500 megalit. Dalam buku sebuah buku yang diterbitkan Lonely Planet disebutkan, megalit di Lahat antara lain di Tinggi Hari merupakan megalit terbaik di Indonesia.
“Bisa saja masih banyak megalit-megalit lain yang belum diketahui keberadaannya. Kita masyarakat Lahat harus bangga dengan hasil peninggalan nenek moyang kita, tanggung jawab kita menjaga kelestariannya,” kata Mario.
Pemerintah daerah Lahat harus segera menyikapi beberapa penemuan megalit yang semakin banyak ditemukan warga. Jangan sampai kekayaan sejarah seni budaya adiluhung menjadi sia-sia. “Akan sangat menyesal apabila nantinya kesia-siaan ini tidak memiliki makna. Sebaiknya pemerintah daerah melalui instansi terkait tidak hanya menunggu uluran tangan dari Balar Nasional saja. Ini aset daerah yang amat berharga, bagi generasi penerus,” demikian ditegaskan oleh Jajang R Kawentar, seniman Lahat dan pendidik, yang juga banyak melihat aset megalith di Lahat.
Jajang berharap, Pemkab Lahat segera mengambil alih tugas Balai Arkeologi atau BP3 Jambi  yang ada, apabila belum ada tindaklanjutnya. Karena aset ini hanya dimiliki Lahat dan menjadi aset nasional bahkan dunia, dari perjalanan peradaban yang ada. “Kita harus mengklaimnya sebagai megalit terbanyak dan terbaik di dunia. Untuk membuktikannya memang harus banyak penelitian dilakukan tentunya,” jelas Jajang.  /soufie retorika

Lahat Kini Punya Hotel Bintang Tiga


LAHAT, KOMPAS.com Kota Lahat di Sumatera Selatan kini memiliki hotel bintang tiga, yaitu Hotel Grand Zuri. Hotel yang berlokasi di Manggul Jalan Lintas Sumatera yang merupakan jalur penting antara Muara Enim, Lahat, Lubuk Linggau, dan Pagaralam itu, diresmikan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dan Bupati Lahat Saifudin Aswari Rifa'i awal pekan ini. 


Presiden Direktur ZHM Nicodemus Kasan kepada Kompas Selasa (16/10/2012) pagi menjelaskan, ia melihat peluang yang menjanjikan di Kabupaten Lahat. Pelaku bisnis sering berdatangan ke daerah ini sehingga membutuhkan tempat akomodasi yang layak. Karena itulah ia berani mengelola hotel di Lahat.


Grand Zuri Lahat yang memiliki 97 kamar, dilengkapi dengan fasilitas kolam renang, pusat kebugaran, spa, web corner, business center, lounge, dan coffee shop 24 jam dengan hotspot dan live music. 


Hotel di Lahat merupakan hotel ke-11 yang dikelola Zuri Hospitality Management (ZHM), perusahaan hospitality Indonesia, setelah Dumai, Duri, Pekanbaru (Riau), Palembang (Sumatera Selatan), Cikarang-Bekasi (Jawa Barat), BSD-Tangerang Selatan (Banten), dan menyusul Padang (Sumatera Barat), Yogyakarta (DIY), Jakarta (DKI), dan Bali. Hingga tahun 2013, ZHM akan mengoperasikan 20 hotel.
Editor :
Robert Adhi Ksp

Selasa, 16 Oktober 2012

Dua Rekor MURI untuk Lahat

LAHAT, KOMPAS.com -Museum Rekor Indonesia memberikan 2 (dua) rekor MURI sekaligus terkait situs megalitik di Kabupaten Lahat, Senin (15/10/2012) dan Selasa (16/10/2012). Dengan pengakuan ini Pemerintah Kabupaten Lahat berharap tinggalan megalitik dapat menjadi daya tarik wisata Lahat. Pengakuan oleh MURI ini menjadi langkah awal untuk lebih mempromosikan situs megalitik yang tersebar di Lahat sebagai daya tarik wisata. -- Saifudin Aswary Rivai Kedua rekor MURI dimaksud ialah rekor untuk pemilik situs megalitik terbanyak yang diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Lahat. Sejauh ini, tercatat ada 1.027 tinggalan megalitik di Lahat yang tersebar di 41 situs. Kemudian rekor berikutnya diberikan kepada Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Panoramic of Lahat yang memiliki data situs megalitik terbanyak. Panoramic of Lahat melakukan pendataan tinggalan megalitik sejak tahun 2008. "Data tinggalan megalitik di Lahat masih bisa bertambah karena banyak yang belum terdata," ujar Ketua Panoramic of Lahat Mario Andramatik. Bupati Lahat Saifudin Aswary Riva'i mengatakan, pengakuan oleh MURI ini menjadi langkah awal untuk lebih mempromosikan situs megalitik yang tersebar di Lahat sebagai daya tarik wisata. Editor : Robert Adhi Ksp

Pemkab Lahat Gali Ribuan Megalit

LAHAT, SUMSEL, KOMPAS.com--Pemerintah Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, bekerja sama dengan sebuah lembaga yang peduli dengan budaya dan wisata yang berada di Kabupaten Lahat bernama "Panoramic of Lahat" (Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Lahat) telah melakukan pendataan terhadap ribuan megalit yang tersebar di 12 kecamatan dalam wilayah kabupaten itu.
"Untuk mendukung kabupaten itu menjadi salah satu daerah memiliki megalit terbanyak, kami sudah melakukan penggalian dan mendata daerah-daerah terdapat kawasan artefak tersebut, seperti Kecamatan Pajarbulan, Jarai, Muara Payang, Tanjung Sakti, Gumay dan beberapa daerah lainnya," kata Bupati Saifudin Aswari Rivai di Lahat, Kamis.
Menurut dia, hingga kini telah terdata sebanyak 1.027 artefak yang tersebar di 40 situs wilayah Kabupaten Lahat berbatasan dengan Kota Pagaralam.
Diperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah, sebab perburuan yang dilakukan peninggalan zaman batu besar (megalitikum) ini terus dilakukan.
"Wilayah Lahat yang terdiri atas 23 kecamatan menurut kalangan budayawan disinyalir sebagai daerah situs arkeologi dan purbakala  terluas di tanah air, seperti halnya situs Sangirandi Jawa Tengah," ungkap dia.
Lahat memang dari dulu gudangnya benda-benda arkeologi dan purbakala bernilai budaya tinggi dan luhur, daerah dataran tinggi ini memang menyimpan banyak benda-benda arkeologi dan purbakala di tiap jengkal tanahnya.
Asumsinya, kata dia, bisa saja seluruh kawasan Pasmah adalah situs yang sangat luas di Sumsel.
Pernyataan ini sekaligus merespon informasi tentang banyaknya temuan benda-benda arkeologi dan purbakala di Lahat, sehingga mendapat dukungan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) untuk memberikan penghargaan.
"Kita mendapat banyak temuan benda arkeologi di Jarai dan Pajarbulan beberapa bulan lalu, dan penemuan itu tidak bisa dianalisa dengan cepat dan tepat karena Lahat tidak memiliki perangkat yang pas untuk menelitinya seperti BP3 Jambi serta Balai Arkeologi," ujar Aswari.
Menurut dia, memang sudah selayaknya saat ini ada lembaga atau instansi yang menguasai pengurusan benda-benda arkeologi dan cagar budaya seperti kantor perwakilan BP3, Museum atau pos arekologi termasuk cagar budaya yang berada di Lahat.
"Esensinya jauh lebih penting dari keberadaan kelembagaan yang paling dibutuhkan adalah adanya SDM peneliti, pengelola secara profesional benda-benda arkeologi dan cagar budaya yang merupakan sisa-sisa peninggalan masa lalu," ungkapnya.
Ketua Panoramic of Lahat Mario Andramatik ditemui di sela-sela pendataan di Desa Pulau Panggung, Kecamatan Pujar Bulan, Lahat mengatakan, sebenarnya pendataan megalit sudah dilakukan sejak tahun 2008 dengan jumlah temuan mencapai 700 megalit, kemudian hingga 2012 ini sudah mencapai ribuan.
"Jumlah artefak yang ditemukan dalam wilayah 12 kecamatan di Kabupaten Lahat akan terus bertambah, sebab diperkirakan peninggalan telah berusia ribuan tahun itu masih terdapat ribuan  tertanam dalam tanah dan belum terdata," ujarnya.
"Kita sangat berterima kasih atas kepedulian PT Bukit Asam (PT BA) membantu pendanaan dalam upaya pendataan ribuan megalit di Lahat," ujarnya.
Menurut dia, hanya satu desa saja di atas lahan sekitar 5 hektare terdapat 76 artefak, mulai dari arca, lumpang, lesung, batu datar, dolmen, menhir, dan tetralit, belum lagi daerah lainnya.
Sementara itu Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3 Jambi) wilayah kerja Jambi, Sumsel, Bengkulu dan Babel, Akhmad Rivai mengatakan, saat ini sejumlah lokasi penemuan megalit, situs kubur batu dan sejumlah benda bersejarah lainnya  sudah dilakukan penelitian dan pendataan termasuk penggalian untuk mengetahui yang lainya.
Hasil penggalian ada juga ditemukan bilik batu yang terdapat lempengan batu dan pahatan arca kepala berbentuk manusia di Desa Talang Pagaragung dan Desa Pajar Bulan Lahat.
Berbagai benda yang ditemukan dari hasil penggalian sudah didata dan diamankan dengan melakukan pemagaran, sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut dari BP3 Jambi.
Sumber :
ANT
Editor :
Jodhi Yudono

Sabtu, 13 Oktober 2012

Grand Zuri Tawarkan Media Trip

SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Tertarik dengan potensi wisata sejarah peradapan manusia yang ada di Kabupaten Lahat, maka managemen Hotel Grand Zuri Lahat menawarkan Sriwijaya Post untuk melakukan liputan khusus untuk memperkenalkan ke masyarakat luas. Wacana tersebut mengemuka dalam lawatan  CEO Zuri Hospitality Management, Purwantono, ke kantor Sriwijaya Post, Kamis (11/10/2012).

"Kita baru mengetahui jika di Lahat terdapat situs Megalit berjumlah 40 tersebar di 13 kecamtan. Awalnya tidak percaya, tapi dari hasil penelitian ditemukan peradaban manusia berusia 3 ribu tahun sebelum masehi," kata Purwantono yang didampingi Direktur Eksekutif Dias kurniawan dan Sales Manager Grand Zuhri Lahat David.

Selanjutnya Purwanto menuturkan, Bumi Seganti Setungguan memiliki lebih dari 40 potensi alam, dengan sekitar 22 buah benda budaya serta atraksi wisata. Menurutnya, potensi tersebut harus disebar ke dunia melalui kegiatan Media Trip.

"Kalau memang betul Kabupaten Lahat jadi pusat perdaban, maka adalah hal yang itu luar biasa. Teman-teman media harus mengungkap dan mengangkat potensi yang ada di Lahat melalui Media Trip bekerja sama dengan Grand Zuri," ujarnya.

Pemimpin Redaksi Sripo Hadi Prayogo yang didampingi Pemimpin Redaksi Tribun Sumsel Weny Ramdiastuti, dan Pemimpin Perusahaan Sripo Bambang Hartono, mengatakan bila rencana yang ditawarkan Grand Zuri adalah hal yang unik.

"Mengangkat potensi wisata sejarah dan budaya adalah rencana luar biasa. Karena berkaca dari banyak negara di Asean, seperti Kamboja, Vietnam, dan Thailang, mereka ternama karena menjual wisata seperti itu," katanya.

Ditambahkan Weny, banyak potensi wisata sejarah dan budaya yang belum tergali di Kabupaten Lahat. Rencana kegiatan Media Tripyang ditawarkan Grand Zuri dapat mengangkat nama Sumsel secara keseluruhan sebagai destinasi wisata.

"Tak hanya Lahat sebenarnya, daerah lain di dekatnya seperti Pagaralam atau Baturaja memiliki potensi yang sama hebatnya namun belum tergali dengan maksimal," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Grand Zuri Lahat turut mengenalkan paket Beautiful Lubuk Sepang Tour hingga tanggal 30 Desember 2012. Dengan Rp325 ribu per orang, Grand Zuhri ingin memperkenalkan Rumah Baghi, Balai Buntar, Makam Puyang Remejang Sakti, dan bunga Bangkai.

Grand Zuri Lahat merupakan hotel bintang tiga dengan konsep Meeting, Leisure, Education and Leadership yang menyediakan paket pertemuan setengah hari maupun sehari penuh mulai dari Rp170 ribuhingga Rp225 ribu per orang.

Penulis : Deryardli
Editor : Eko Adiasaputro

Rabu, 03 Oktober 2012

The beauty of my village

Jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 12.30 siang, teh manis yang disuguhkan oleh Eva Hartoni Kepala Desa Karang Dalam sudah hampir habis, tapi Budi dan Haris belum juga datang. Padahal sudah sekitar 30 menit lalu mereka pergi untuk mencari nasi bungkus untuk bekal kami di air terjun nanti. Lima belas menit kemudian mereka datang dan segera aku siapkan segala keperluanku dalam perjalanan ke air terjun.

Dengan memakai sandal gunung kesayanganku kulangkahkan kakiku dengan mantap sedang Kades Hartoni tak pakai alas kaki, anggut (Kadus II Desa Kr.Dalam) hanya memakai sandal dan Camat Pulau Pinang, M.Ishak memakai sepatu boot begitu juga Budi dan Haris.

Tepat jam 12.50 kami bergerak dari rumah Kades. Kami menyusuri jalan kebun dari sebelah selatan desa. Setelah menyeberangi sungai kecil dan 5 menit kemudian sampailah kami di lapangan rumput pinggir desa. Dari sini kami harus menyeberangi sungai kecil lagi lalu jalanan mulai menanjak. Jalan menanjak ini telah di semen thn 1986 tapi kondisinya sudah banyak yang rusak dan di musin hujan jalan semen ini cukup licin. Seratus meter kemudian jalanan tanah yang becek harus kami lalui. Perjalanan ke komplek air terjun Karang Dalam sangat mengasyikkan. Perkebunan kopi dengan buahnya yang telah memerah siap untuk dipanen menyegarkan pikiran yang penat oleh hiruk pikuk kehidupan kota.

Setelah menempuh perjalanan 40 menit dan kamipun sampai di air terjun Pandak. Namun untuk turun ke air terjun ini kami harus menuruni tebing terjal. Air terjun Pandak atau pendek mempunyai ketinggian sekitar 5 m. Setelah melewati air terjun Pandak sampailah di air terjun Lebah Rawang atau dikenal dengan air terjun Bidadari. Jarak antara kedua air terjun ini sekitar 50 m saja. Lokasi ini pernah dipakai syuting film Si Pahit Lidah yang dibintangi oleh Advent Bangun dan Ria Irawan.

Sejenak setelah berada di air terjun, kemudian kami makan nasi bungkus yang telah dibawa Budi dan Haris. Kami makan sangat lahapnya ditepi sungai Asam yang berair jernih dengan pemandangan air terjun Bidadari nan elok ini. Air terjun Bidadari merupakan air terjun tertinggi dari tujuh air terjun yang ada di desa Karang Dalam, Pulau Pinang. Dengan ketinggian sekitar 30 m dan lubuk dibawahnya yang sangat nyaman untuk berenang. Tak salah kalau film Si Pahit Lidah mengambil syuting di air terjun nan indah ini. Kameraku tak henti-hentinya merekam keindahan air terjun nan cantik ini. Setelah puas menikmati keindahan air terjun Bidadari, kamipun berbalik arah ke air terjun Pandak dan menaiki tebing terjal yang tadi kami lalui, karena tak ada jalan lain. Dari sini kami menyusuri sungai Asam kearah ilir untuk melihat air terjun Ujan Panas. Setelah 10 menit menyusuri Sungai Asam dan kami tepat berada di atas air tejun Ujan Panas. Untuk melihat keindahan air terjun ini kami harus menuruni tebing terjal dengan kemiringan 90 derajat. Aku dibimbing Kades untuk menuruni tebing terjal ini. Mungkin dia kira aku tidak pernah melakukan perjalanan seperti ini. Perjalanan seperti telah aku lakukan sejak masih sekolah di SMP dulu. Kamipun harus bergelantungan diakar-akar pohon untuk bisa sampai ke bagian bawah air terjun. Aku tidak sarankan lewat jalur ini kalau yang bernyali kecil. Sangat beresiko dan berbahaya. Air terjun Ujan Panas mempunyai ketinggian 20 m dan merupakan air terjun kedua dari arah ilir atau dari arah bawah. Di air terjun ini sering terlihat pelangi yang menambah keindahan selain pepohonan hijau disekitarnya.

Segera kubuka tas kameraku dan kuletakkan diatas tripod. Dan entah berapa kali kameraku menjepret keindahan alam karunia Allah yang diberikan pada masyarakat Karang Dalam ini. Selanjutnya kami harus menaklukkan air terjun Sumbing. Air terjun Sumbing merupakan air terjun pertama dengan tinggi 10 m. Disebut air terjun Sumbing karena bagian atas air terjun ini terbelah dan menurut cerita masyarakat setempat, belahan tersebut tempat jalan ular naga menuju sarangnya yang terletak tak jauh di ilir air terjun yang disebut dengan Gelung Naga. Karena bagian atasnya sumbing atau belah maka menambah keindahan air terjun ini .

Tujuh air terjun yang ada di desa Karang Dalam Kecamatan Pulau Pinang atau 14 km dari kota Lahat yaitu pertama Air Terjun Sumbing (10 m) kedua Air Terjun Ujan Panas (20 m), ketiga Air terjun Pandak (5 m), keempat air Terjun Lebah Rawang atau Bidadari (30 m), kelima Air Terjun Telantang dengan tinggi 15 m dan lebar 15 m (merupakan air terjun terlebar dari ketujuhnya), keenam Air Terjun Sebahak (10 m) dan yang terakhir atau ketujuh Air Terjun Pegadungan dengan tinggi 5 m. Ketujuh air terjun ini mengalir di sungai Asam yang bermuara ke sungai Lematang. Selain itu ada satu air terjun lagi di desa ini yaitu Air Terjun Limau dengan ketinggian sekitar 5 m. Jadi secara keseluruhan ada 8 air terjun di desa Karang Dalam.

 Selain keindahan kedelapan air terjunnya Karang Dalampun mempunyai Batu Megalith berupa menhir atau batu tegak yang telah berusia 3000 tahun. Peninggalan prasejarah yang telah di lindungi undang-undang dan merupakan satu dari sekian banyak peninggalan prasejarah yang tersebar luas di Kabupaten Lahat. Menurut cerita batu ini merupakan cikal bakal desa Karang Dalam yang dibawa dari tanah suci Arab, maka dari itu batu menhir ini disebut juga Batu Haji atau Batu Aji. Dan juga batu menhir ini diyakini ukurannya bertambah dari waktu ke waktu. Sungguh sangat bersyukur dan bangga sebagai masyarakat Karang Dalam yang mempunyai keindahan alam dan budaya megalith yang tiada duanya. Desa Karang Dalam yang berbatasan dengan desa Kuba disebelah utara, desa Lubuk Sepang di sebelah selatan, kecamatan Gumay Talang di barat dan sungai Lematang atau desa Pagar Batu di sebelah timur juga mempunyai tempat beristirahat dalam perjalanan Lahat-Pagar Alam berupa Jagungan, disini kita bisa melepas lelah dengan duduk santai dan menikmati jagung manis khas Karang Dalam. Letak yang sangat dekat dengan kota Lahat sebagian ibukota Kabupaten dan terletak tepat di tepi jalan propinsi Lahat – Pagar Alam sangat mungkin menjadi andalan tujuan wisata alam. Create : By Mario